Bireuen – Krisis keuangan diprediksi bakal melanda Kabupaten Bireuen tahun 2010. Hal ini antara ditandai dengan pengesahan APBK yang dalam posisi defisit.

“APBK tahun 2010 defisit Rp23 miliar, itu belum lagi ditambahkan dengan beban pembiayaan tahun 2009 yang harus dibayar dengan anggaran tahun 2010. Jadi, mau tidak mau, aparat legislatif dan eksekutif harus berusaha keras menggali sumber pendapatan baru,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bireuen, Nasrullah Muhammad, kemarin.

Guna mengantisipasi krisis keuangan Kabupaten Bireuen yang terus terjadi, menurut Nasrullah, Bireuen harus memperoleh uang tambahan, semisal dana hibah dari pusat atau dari provinsi yang bisa digunakan untuk menutupi persoalan keuangan.

“Kalau Dana Alokasi Khusus (DAK) sudah barang tentu untuk proyek pembangunan, sehingga bagaimanapun banyaknya tidak dapat membantu krisis dana yang dihadapi. Hanya saja, volume pembangunan yang bertambah,” jelasnya. Ditambahkan Nasrullah, pihaknya saat ini sedikit terbantu dengan dana otonomi khusus (Otsus).

“Jadi, upaya untuk mencari sumber-sumber pendapatan baru di daerah maupun dari provinsi memang harus benar-benar dilakukan. Terlebih dengan akan berakhirnya dana bagi hasil (DBH) Migas pada 2012, imbas dari berkurangnya ekploitasi Migas di Aceh,” imbuhnya.(*/ha/del)