Seputaraceh

Produksi Kopi Luwak Gayo Capai 24 Ton Pertahun

Produksi Kopi Luwak Gayo Capai 24 Ton Pertahun
Produksi Kopi Luwak Gayo Capai 24 Ton Pertahun
coffee luwak
Kopi Luwak. (Biecoffee.com)

Takengon — Hasil produksi kopi luwak Gayo di dua kabupaten, Aceh Tengah dan Bener Meriah diperkirakan mencapai 24 ton per tahun, berdasarkan perhtungan pedagang pengumpul dan penampung. Biji kopi hasil kotoran musang itu, rata-rata antara satu sampai dua ton per bulan, dengan pasar, lokal, nasional maupun internasional.

Sekjen Asosiasi Kopi Luwak Gayo Organik (AKLGO), Zam Zam Mubarak mengatakan angka 24 ton/tahun biji hijau hasil produksi kopi luwak di di Aceh Tengah dan Bener Meriah, dilihat dari hasil pendapatan maupun yang dikumpulkan para member (anggota) asosiasi.

“Kalau kita mau cari data riil berapa jumlah produksi kopi luwak di dua kabupaten ini, bisa dikatakan hampir tidak ada. Karena tidak ada data valid. Salah satu penyebabnya karena kopi luwak belum pernah ada diambil restribusinya,” ungkap Zam Zam.

Disampaikan, kendala lain dalam memasarkan kopi luwak karena belum ada sertifikasi untuk kopi hasil kotoran musang itu sehingga belum ada jaminan mutu dan keaslian.

Namun demikian, permintaan pasar untuk kopi luwak saat ini masih baik. “Kami juga sedang menyiapkan proses sertifikasi kopi luwak. Sedangkan proses pemasaran kopi luwak sebelumnya, hanya berdasarkan kepercayaan antara pemasok dengan para buyer. Sedangkan harga kopi luwak posisi green bean (kopi hijau) berkisar antara Rp 400 ribu hingga Rp 600 ribu/kg, jelasnya.

Lebih lanjut disampaikan, kopi luwak yang diminati pasar luar negeri merupakan dari hasil liar, bukan penangkaran. Secara kualitas, tambah Zam-Zam, kopi luwak liar lebih bagus dibandingkan dari penangkaran. Apalagi saat ini, populasi luwak atau musang, mulai berkurang di alam liar lantaran diburu untuk kepentingan penangkaran.

Salah satu solusinya, kata Zam-Zam, pihaknya juga mendorong pemerintah daerah untuk membuat salah satu taman luwak di kawasan daerah penghasil kopi ini. “Efek lain, jika ada taman luwak disamping untuk kepentingan kopi luwak itu, sendiri juga berkaitan dengan lingkungan dan dapat dijadikan kawasan wisata,” pungkas Zam-Zam Mubarak. (tribunnews.com)

Belum ada komentar

Berita Terkait