Zivanna Letisha Siregar
Zivanna Letisha Siregar
Zivanna Letisha Siregar

SETIAP perempuan bisa menjadi seorang puteri. Setiap perempuan mampu mendapatkan mahkota yang ia impikan dalam hidupnya. Itulah dua hal yang dipegang kuat-kuat oleh seorang Zivanna Letisha Siregar.

Berbicara dengan Zizi, sapaan akrabnya, serasa berbicara dengan seseorang yang sudah lama kita kenal dekat. Pembawaannya yang “cair”, dengan sesekali melempar senyuman manis, membuat siapapun merasa nyaman untuk berbicara dengannya dan tertarik untuk mengenalnya lebih dekat.

“Aku itu orangnya ekstrovert. Semakin aku dikelilingi oleh banyak orang, aku merasa semakin hidup. Aku senang berbicara dengan banyak orang, dan mengambil hal yang positif dari mereka. Aku juga senang mendengarkan. Sering sekali aku dijadikan tempat curhat oleh teman-temanku. Sejujurnya, aku lebih suka untuk mendengarkan kisah dari orang lain daripada menceritakan masalah aku sendiri,” ujarnya membuka pembicaraan dengan Perempuan.com.

Ditemui di sela-sela pemotretan untuk sebuah majalah, Puteri Indonesia 2008 ini mengungkapkan definisi kecantikan menurut sudut pandangnya pribadi. “Arti kecantikan menurutku ialah di saat seorang perempuan bisa merasa percaya dengan dirinya. Nggak harus memakai make up yang tebal dan bulu mata yang panjang. Jika ia merasa setiap harinya oke dan pede, berarti dia itu cantik. Jadi bagi saya cantik ialah percaya diri,“ ucapnya.

Zizi memaparkan bahwa kepercayaan diri ialah senjata bagi perempuan untuk tampil cantik dalam kesempatan apapun. Namun pada nyatanya tidak semua wanita merasa percaya diri dan nyaman akan dirinya sendiri. Untuk itulah, ia menekankan perlunya menggali potensi diri bagi perempuan untuk membangun rasa percaya dirinya.

“Supaya perempuan itu percaya diri, ia harus tahu akan kekuatannya terlebih dahulu. Jika ia sudah menemukan kekuatannya itu ada di mana, ia tidak akan merasa takut untuk menghadapi dunia. Karena ia tahu bahwa ia memiliki kekuatan dan kelebihan pada suatu bidang. Itulah modalnya,” tukas dara kelahiran Jakarta, 16 Februari 1989 ini.

Zizi sendiri memulai karirnya di dunia modelling saat usianya masih belia, 14 tahun. Itupun sifatnya insidentil, atau ada faktor “tidak sengaja” yang membuatnya masuk ke dunia yang kelak akan membesarkan namanya.

“Dulu waktu SMP ceritanya aku tomboy banget, hingga mamaku memasukkan aku ke sebuah sekolah kepribadian. Namun ternyata yang aku masuki bukan semata sekolah kepribadian, namun lebih ke sekolah modelling. Tapi di situ aku malah senang karena ada pelajaran make up, catwalk, dan berbagai sesi foto, aku pikir seru juga melakukan berbagai kegiatan itu. Dari situ aku mulai menjalani kegiatan modelling sebagai hobi,” jelasnya.

Dimulai dari hobi, perlahan modelling seolah menjadi jalan yang memang sudah digariskan untuknya. Pada tahun 2006, ketika usianya menginjak 17 tahun, ia berhasil memenangi kompetisi Elite Model Look. Dari situ, ia mencoba untuk berkompetisi di level yang lebih prestisius, yakni ajang pemilihan Puteri Indonesia pada tahun 2008.

“Waktu tahun 2008, mamaku mendaftarkan aku dalam kontes Puteri Indonesia. Awalnya aku tidak pede. Namun setelah aku lulus seleksi, aku tidak mau setengah-setengah. Aku jalani saja secara total hingga akhirnya aku bisa menjadi pemenang,” ujar lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini.

Setelah memenangi ajang Puteri Indonesia, ia mendapat kesempatan untuk mewakili Indonesia di ajang Miss Universe pada tahun 2009. Di situ Zizi sempat membuat kejutan dengan berada di posisi teratas dalam polling yang digelar secara online oleh situs resmi Miss Universe. Ia mengungguli 84 kontestan dari berbagai negara lain.

Pengalamannya selama berkompetisi di kedua ajang tersebut memberinya pelajaran yang amat berharga, yakni bahwa mimpi dapat diwujudkan.

Zizi ingat ketika ia masih remaja, di mana ia begitu mengagumi para wanita yang tampil di ajang Miss Universe dan membawa nama negaranya. Ia bermimpi suatu saat ia bisa melakukan hal yang sama. Waktu telah menjawab, dan mimpinya menjadi nyata.

Ketika ditanya apa sesungguhnya yang ia kejar dalam hidup, ia menjawab dengan lugas, kebahagiaan. Satu hal itulah yang mendasari Zizi untuk menjalani hari-harinya.

“Happiness. Itu yang aku kejar dalam hidup. Setiap hari saat aku bangun tidur, aku tidak merasa bosan karena aku akan menjalani hari dengan melakukan kegiatan yang aku suka. Kebahagiaan itu bisa kita dapat melalui berbagi. Misalnya saja, aku menulis buku. Dari situ aku bisa berbagi cerita dengan banyak orang, dan itu menambah nilai bagi kebahagiaanku. Bagiku, hidup itu harus mencari happiness, apapun itu caranya, walau dengan cara yang simpel sekalipun, seperti berbagi” ucapnya.

Sebagai seorang Puteri Indonesia, bagaimana cara Zizi memelihara kecantikannya?

“Aku bukan tipe perempuan yang ribet. Aku suka treatment yang simpel, namun tetap sesuai dengan manfaatnya. Untuk perawatan, yang wajib bagi aku ialah cleansing, toner, dan body lotion. Aku rutin membersihkan muka setelah bepergian,” katanya.

“Creambath aku lakukan hanya sebulan sekali. Pada dasarnya aku ini malas untuk berlama-lama di salon. Namun aku menyukai ketika aku ada di spa untuk massage atau luluran. Di spa, aku bisa recharge energi yang sempat hilang,” imbuh perempuan yang mengaku sebagai penggemar berat kopi ini.

Selain disibukkan dengan kegiatannya sebagai presenter yang mengisi berbagai acara baik off-air maupun on-air, Zizi juga aktif menjadi pembicara di berbagai seminar dan workshop bertemakan kecantikan dan pengembangan diri.

Kini, ia juga disibukkan dengan kegiatan promosi buku berjudul ‘Buku Pintar Cewek Juara’ yang ditulisnya sendiri. Buku tersebut merupakan buku pengembangan diri yang ditulis berdasarkan pengalaman Zizi mengikuti berbagai kompetisi.

“Buku yang saya tulis ini mengangkat isu confidence. Kadang sebagai wanita kalau melihat seseorang yang lebih dari kita, ada timbul rasa terintimidasi. Hal tersebut seharusnya tidak perlu dipikirkan jika kita sudah menghargai diri kita sendiri seutuhnya,” tukasnya.

“Dalam chapter pertama, saya menulis bahwa kita harus mengenal siapa diri kita sendiri. Oleh karena itu, kita mesti sering bercermin. Dengan bercermin, kita dapat menghargai diri kita sendiri dan mensyukuri segala hal yang telah kita dapat,” lanjut perempuan yang berencana melanjutkan studinya ke jenjang magister ini.

Melalui bukunya, Zizi berharap agar pesan yang hendak ia sampaikan dapat diterima secara baik oleh pembacanya. Satu hal yang terpenting ialah, ia berharap buku yang ia tulis tersebut dapat membangun rasa percaya diri bagi mereka yang membacanya, utamanya kaum perempuan.

“Di sini saya juga menulis step-by-step untuk memenangkan suatu kompetisi, terutama dalam kehidupan kita sehari-hari. Be a princess on your own. Kita bisa menjadi puteri untuk diri kita sendiri, dan kita bisa punya mahkota yang orang lain nggak punya. Semua orang bisa kok meraih mahkota dalam bidangnya sendiri, tanpa harus mengikuti kompetisi yang aku ikuti. Di sinilah aku menulis langkah-langkahnya,” papar Zizi.

Di akhir pembicaraan, tidak lupa Zizi juga memberikan harapannya bagi semua perempuan di Indonesia, termasuk pembaca Perempuan.com, agar mampu untuk menjalani hidup secara maksimal.

“Saya harap semakin banyak perempuan Indonesia yang maju, yang tidak patah mimpinya di tengah-tengah jalan karena alasan apapun, termasuk alasan menikah dan punya anak. Hal itu sebetulnya bisa kita siasati dengan mengatur waktu dan menjaganya agar tetap balance. Jika kita fokus, kita akan mendapatkan itu semua, dengan porsi yang seimbang,” tutupnya. (perempuan.com)