diskusi-publik-perang-aceh

diskusi-publik-perang-acehUNIVERSITAS Almuslim dan STAI Almuslim –Institut Agama Islam Almuslim pada bulan Januari 2014– akan menyelenggarakan Diskusi Publik Internasional “The Dutch Colonial War in Aceh” pada hari Sabtu, 11 Januari 2014. Diskusi publik ini akan diselenggarakan di Aula M.A Jangka, Universitas Almuslim.

Pemateri pada diskusi ini adalah R.J Nix, mantan Tentara Kavaleri Kerajaan Belanda yang ahli strategi militer, berusia 77 tahun, dan pensiunan Angkatan Darat dengan pangkat Letnan Kolonel.

Menurut panitia diskusi, Pobubit menjelaskan, Nix sangat mengagumi kegigihan Rakyat Aceh dalam memperjuangkan kemerdekaan. Dalam sebuah dialog dengan Teuku Cut Mahmud Aziz di Dribergen tahun 2010, ia mengatakan bahwasanya invasi Belanda ke Aceh sebuah kesalahan besar dan justru merugikan pihak Belanda sendiri.

Perkuburan Belanda di Peutcut (Kerkoff Banda Aceh) yang berjumlah 2.200 kuburan tentara KNIL telah menjadi bukti nyata dan monumen bersejarah yang menggambarkan betapa hebatnya patriotisme Rakyat Aceh dalam melawan penjajah Belanda.

“Orangtua beliau yang fasih berbahasa Aceh, merupakan Mantan Komandan Tentara Marsose di Geumpang-Pidie yang juga memiliki pandangan yang sama bahwa pejuang Aceh sangat gigih dalam memperjuangkan dan mempertahankan tanah airnya,” sebut Ponubit.

R.J Nix lahir di Geumpang, Pidie Aceh. Saat ini ia adalah Ketua Yayasan Perkuburan Peutcut (Kerkoff) yang berkantor di Belanda. Pada diskusi publik di Almuslim ia akan memperlihatkan 400 foto/gambar termasuk Peta Wilayah Aceh di Masa Kolonial Belanda. Gambar-gambar tersebut merupakan arsip sejarah yang sangat berharga bagi kita.

Sementara itu pihak panitia diskusi publik juga akan menghadirkan discussants lainnya seperti Rusdi Sufi, Peneliti dan Sejarawan Unsyiah dan Nurdin Abdul Rahman, seorang intelektual dan pernah menjabat Bupati Bireuen.

“Peserta yang mendaftar sudah mencapai 300 orang,” tambah Ponubit.

Ketua Panitia, Muhammad Diah, MBA menargetkan jumlah peserta sebanyak 600 orang. Ia mengatakan target peserta hingga mencapai 600 orang adalah untuk lebih memberikan kesempatan kepada banyak orang untuk lebih memahami sejarah. Karena ini diskusi penting, ia menyarankan apabila ingin mengikuti diskusi ini maka cepatlah untuk mendaftar. Bila seminggu sebelum acara jumlah peserta telah memenuhi target, maka panitia akan menutup pendaftaran.

Inisiator diskusi, Teuku Cut Mahmud Aziz dan Anwar Ebtadi mengatakan apabila diskusi internasional ini sukses maka Universitas Almuslim dan STAI Almuslim akan menggandeng satu universitas di luar negeri untuk mengadakan diskusi publik jilid II dengan tema yang sama. Kegiatannya akan lebih besar karena akan mengundang beberapa pemateri Lokal, Nasional dan Internasional dengan melihat dari berbagai perspektif.[]