Gaza — Jalur Gaza harus dinyatakan sebagai wilayah yang mengalami bencana ekonomi, kata Kamar Dagang Palestina, Sabtu (24/11) seperti dilansir Xinhua.

Dalam laporannya terkait kerugian yang diakibatkan serangan udara Zionis Israel selama delapan hari baru-baru ini, disebutkan bahwa kerugian ekonomi yang dialami Gaza mencapai USD300 juta.

Hasil studi itu juga menyebutkan kerugian berupa kerusakan di sektor kesehatan dan sosial. Laporan Kamar Dagang Palestina itu menyeru agar dilakukan penghentian atas seluruh larangan atau blokade yang diberlakukan atas wilayah Gaza, sebagaimana yang tertuang dalam kesepakatan gencatan sejata antara pejuang Palestina Hamas dengan Zionis Israel yang disponsori Mesir, yang berlaku mulai hari Rabu lalu.

Di bidang pertanian, Jalur Gaza mengalami kerugian 120 juta dolar AS. Sebanyak USD40 juta hilang karena berbagai aktivitas ekonomi terpaksa berhenti selama delapan hari akibat serangan udara Israel tersebut. Sisanya merupakan kerugian berupa hancurnya bangunan-bangunan rumah penduduk, gedung pemerintahan dan keamanan, serta infrastruktur.

Sementara aksi saling serang antara Hamas dan Israel membunuh 168 orang Palestina, korban tewas di wilayah pendudukan Israel hanya enam orang, lapor Xinhua.

Cabut Sejumlah Pembatasan Atas Gaza

Sementara itu, warga Palestina di Gaza mengatakan Israel telah melonggarkan sejumlah pembatasan di perbatasan selagi kedua pihak menerapkan gencatan senjata yang ditengahi Mesir, Rabu (21/11) malam.

Nelayan Palestina mengatakan mereka bisa berlayar sejauh tujuh kilometer dari lepas pantai tanpa diganggu petugas-petugas Israel, setelah Israel mengumumkan memperluas jarak yang diizinkan. Israel semula mengatakan blokade itu untuk mencegah penyelundupan senjata.

Di darat, warga Palestina diizinkan memasuki zona penyangga yang dikuasai Israel untuk berladang dekat perbatasan dengan negara Yahudi itu, sehari setelah tentara Israel menembak mati seorang warga Palestina karena melakukan hal itu.

Dan sekolah-sekolah di Gaza dibuka kembali hari Sabtu setelah ditutup sejak dimulainya kekerasan delapan hari di mana kedua pihak saling melancarkan serangan udara secara intensif, menewaskan sekitar 160 warga Palestina dan enam warga Israel. (hidayatullah.com/voa)